Departemen Teknologi Hasil Pertanian (DPTHP), Fakultas Pertanian (FP), Universitas Syiah Kuala (USK) menyelenggarakan Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian (SNPP) THP ke-4 pada hari Selasa, 29 Oktober 2024, yang dilaksanakan bertepatan dengan HUT THP-USK yang ke-27 dan peringatan Hari Pangan Dunia. Tema dalam kegiatan seminar ini adalah Inovasi Teknologi Pertanian untuk Pencegahan dan Pengurangan Food Loss and Waste (FLW). Dr. Yusya Abubakar, M.Sc., selaku ketua penyelenggara menyatakan bahwa tema ini dipilih karena sepertiga dari total makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia hilang atau terbuang yang berdampak pada ketahanan pangan, masalah lingkungan dan ekonomi. “Oleh karena itu, penting bagi perguruan tinggi untuk menyimak, mendiskusikan dan mencari solusi terhadap isue ini”, ujar Dr. Yusya.
Sementara itu, Dr. Asmawati, S.TP.,M.Sc., selaku Kepala DPTHP FP USK menyatakan bahwa seminar ini bertujuan untuk sarana publikasi dan infomasi hasil penelitian dan pengabdian dari para peneliti dan pengabdi.” Selain itu, sebagai wadah informasi dari praktisi yang berpengalaman dalam menjawab issue-issue terkini dalam bidang industri pangan”, ujar Dr. Asmawati.
Prof. Dr. Ir. Hairul Basri, M.Sc., Wakil Dekan 1 FP USK. menyambut gembira terlaksananya kegiatan ini. Dalam sambutannya, Hairul menambahkan bahwa masalah penting dalam sektor pertanian adalah nilai tambah yang masih rendah. “Rendahnya nilai tambah ini akan berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan”, ujar Prof. Hairul.
Seminar ini menghadirkan narasumber yang terdiri dari 4 pembicara offline dan 1 pembicara online. Ir. Mukhlis Bahrainy, seorang techno-preneur sekaligus CEO Pachira Group, selaku pembicara pertama menguraikan pentingnya inovasi teknologi proses dalam mengurangi Food Loss and Food Waste (FLW). “Banyak inovasi teknologi yang dapat dilakukan, salah satunya adalah teknologi yang dapat mengubah semua bagian bahan baku sehingga menjadi industri zero waste”, ujar Ir. Mukhlis. Dalam kesempatannya mengunjungi DPTHP FP USK, Ir. Mukhlis menyarankan perlunya kerja sama Departemen Teknik Mesin USK dan DPTHP FP USK dalam bentuk tugas akhir mahasiswa untuk memperkuat ketersediaan mesin pengolahan hasil pertanian yang terstandarisasi. “Anak perusahaan Pachira Group akan turut serta dalam menyediakan fasilitas perbengkelan untuk membimbing mahasiswa dalam menghasilkan mesin dan selanjutnya mesin akan dihibahkan ke DPTHP FP USK”, tambah Ir. Mukhlis.
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Yuliani Aisyah, S.TP., M.Sc., dosen sekaligus Guru Besar di bidang Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian DPTHP FP USK, menguraikan tentang tantangan, pencegahan dan pengurangan FLW. Prof. Yuliani mendefenisikan Food Loss sebagai penurunan kualitas makanan dari perilaku pemasok bahan makanan di luar ritel, penyedia jasa makanan dan konsumen. “Food Waste adalah penurunan kuantitas atau kualitas makanan yang disebabkan oleh perilaku ritel, penyedia jasa makanan dan konsumen”, tambah Prof. Yuliani. “Hal yang perlu diperhatikan adalah 41 % dari total sampah adalah sampah makanan sehingga edukasi FLW tentunya sangat penting dilakukan mulai dari diri sendiri dan keluarga”, ujar Prof. Yuliani.
Dalam seminar ini, FAO Representative in Indonesia and Timor Leste, Rajendra Arval hadir sebagai pembicara ketiga. Rajendra menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat pertama dalam produksi sampah makanan se Asia Tenggara yaitu 20.9 juta ton per tahun disusul oleh Filipina sebesar 9,33 juta ton per tahun. “Kehilangan nutrisi akibat FLW ini tentunya jika dimanfaatkan, dapat memenuhi 100 persen kebutuhan gizi masyarakat kurang gizi di Indonesia,”, ujar Rajendra.
Seminar ini juga menghadirkan Prita Laura, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan. Prita menyatakan bahwa semua data-data tentang FLW tidak akan berarti apa-apa jika tidak mempertimbangkan sisi komunikasi perubahan perilaku. “Dalam melakukan sosialisiasi dan edukasi perlu ada peran dari seorang key opinion leader yang dapat menjadi contoh bagi masyarakat, misalnya ibu RT, sosialita dll.”, tambah Prita.
Pemaparan materi ditutup oleh pembicara kelima yaitu Niken Wulandari, S.TP., M.E, mewakili Kementerian Koordinator Deputi BIdang Perekonomian. Niken menyoroti hal yang sama tentang kontrribusi sampah makanan yang berasal dari rumah tangga, sampah rumah sakit, ritel dan food service. “Besarnya kontribusi sampah ini menempatkan Indonesia pada posisi terbesar kedua di dunia dalam produksi sampah makanan yaitu 300 kg/kapita/tahun setelah Arab Saudi yang menempati posisi pertama”, ujar Niken. “Faktor-faktor yang mempengaruhi FLW sendiri adalah teknik pemanenan, keterbatasan teknologi dan minimnya penerapan Good Handling Practice”, tambah Niken. “Marilah kita memberi peran dalam pencegahan dan pengurangan FLW ini dengan menjadi agen perubahan stop boros pangan, sosialisasi stop boros pangan dan membangun sinergis dan kolaborasi dengan para pihak baik dari pemerintah, pemda, swasta, komunitas, media dan masyarakat dalam menggencarkan Gerakan Selamatkan Pangan: Stop Boros Pangan” tutup Niken sebagai narasumber terakhir dalam SNPP THP FP USK ke-4 ini.
Galery Foto