Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala (THP FP USK) menggelar Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Teknologi Hasil Pertanian (SNPP-THP) edisi ke 3 pada Tanggal 23 November 2023 di Multi Purpose Room, FP USK, Kopelma Darussalam, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.
Seminar tersebut diawali dengan penampilan tarian Ranup Lampuan yang dibawakan oleh unit kegiatan seni Himpunan Mahasiswa THP USK. Tarian Ranup Lampuan terdiri dari lima orang penari yang diiringi dengan musik juga ikut meriahkan pembukaan seminar nasional.
Kegiatan seminar ini dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Ir. Samadi, M.Sc. dalam sambutannya menyebut tema seminar sangat menarik dan menjadi peluang besar terutama pengembangan produk halal karena populasi umat muslim di Indonesia sangat besar. Prof Samadi juga menambahkan kegiatan seminar ini bisa berfungsi sebagai wadah sharing keilmuan dari para peneliti, dosen, praktisi dan mahasiswa di tingkat nasional.
Ketua Panitia SNPP-THP pada tahun 2023 ini, Yulia Annisa, S.TP., M.Si. M. AppIn&E, dalam laporannya kegiatan seminar diikuti oleh 85 peserta yang berasal dari universitas di Aceh dan luar Aceh seperti dari Universitas Teuku Umar, Universitas Serambi Mekah, Universitas Samudra, Dari Universitas Trunojoyo Madura, dari ITS, Universitas Brawijaya Malang, universitas Kristen Indonesia Toraja, BRIN, Balai Pengujian Standar Instrumen Lingkungan Pertanian Jawa Tengah, Universitas Maaruf Hasyim Latif Sidoarjo, Universitas Ratu Samban Bengkulu, UNISM Banjarmasin, dan Itera serta dari BSPI Lampung. Yulia Annisa menambahkan kegiatan seminar dibagi dalam dua sesi yaitu sesi pembicara kunci dan sesi seminar secara paralel.
Yulia Annisa juga menyebut kegiatan seminar mengusung tema Sinergi Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha untuk Mendukung Hilirisasi dan Inovasi Produk Industri Agro di Era Digital. Untuk mempertajam topik seminar, panitia mengundang keynote speaker yang relevan dan berasal dari Universiti Poly Tech Malaysia, Coaching Clinic Industri Kecil Menengah (CCKIM) Pangan Indonesia, Pemerintah Daerah dan akademisi di USK,” sebut Yulia Annisa. Prof. Dr. Abdullah Bin Mohd Zin, FAPM -yang merupakan Dosen Universiti Poly Tech Malaysia, dikenal sebagai salah satu pakar dibidang digital di Malaysia. Beliau sebelumnya pernah menjadi dekan di fakulti informatika dan science di Universiti Kebangsaan Malaysia. Pemanfaan teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan mutlak di industri pengolahan hasil pertanian.
Yulia Annisa menambahkan para pembicara kunci lain adalah Dr. Ir. Yusya Abubakar, M.Sc, Dr. Tjahja Muhandri, S.TP., MT, dan Ridhwan, M.Dev.Sc. Yusya Abubakar yang merupakan dosen senior di jurusan THP memaparkan peluang dan tantangan bagi mahasiswa khususnya untuk berkecimpung dari usaha hilirisasi dan inovasi produk pertanian dimana pilihannya bisa sebagai pekerja atau menjadi pemilik usaha.
Sementara Tjahja Muhandri, dosen prodi Teknologi Pangan IPB University yang juga sebagai Coaching Clinic Industri Kecil Menengah (CCKIM) Pangan Indonesia, dalam paparannya mengatakan Inovasi penting bagi dosen dan peneliti karena merupakan salah satu tuntutan kinerja institusi. Inovasi dapat tertuang dalam artikel pada jurnal, diklaim sebagai dokumen paten atau yang lebih ideal adalah inovasi dapat menghasilkan produk komersial yang tentunya memiliki nilai jual yang tinggi. Saat ini, hasil inovasi dari kampus atau lembaga penelitian masih sangat jarang yang sampai pada tahap komersialisasi. Lama riset dan kedalaman inovasi bukan merupakan faktor utama dalam komersialisasi produk. Faktor terpenting adalah bagaimana inovasi dapat menyelesaikan problem industri baik industri besar maupun skala UMKM. Peneliti harus banyak berinteraksi dengan dunia industri untuk menangkap problem yang ada. Inovasi kadang sangat sederhana tapi punya aspek komersial yang tinggi. Komunikasi dengan industri harus intensif sehingga perguruan tinggi atau lembaga riset atau individu peneliti harus punya saluran untuk mensosialisasikan hasil inovasinya. Dalam menawarkan hasil inovasi menjadi produk komersial maka Bahasa Praktikal akan lebih disukai oleh industri daripada Bahasa Ilmiah.
Ridhwan, M.Dev.Sc yang mewakili kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, menjadi pembicara kunci terakhir memperlihatkan data peluang dan tantangan yang bisa dimanfaatkan oleh para peneliti. Beliau mengharapkan ada peneliti dari kampus yang turun ke lapangan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul seperti penyakit pada tanaman pala dan tanaman industri lainnya.
Sesi presentasi oleh pembicara kunci dan diskusi dipandu oleh Prof. Dr. Ir. Eti Indarti, M.Sc dan Dr. Satriana, ST, MT berlangsung menarik. Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara jurusan THP USK dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh.
Acara seminar ditutup oleh Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian USK, Dr. Asmawati, S. TP., M.SC, menyebutkan bahwa SNPP-THP ini merupakan agenda lima tahunan Prodi THP. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat memacu pengembangan dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian dan bioindustri. Asmawati berharap kegiatan ini juga bisa bermanfaat untuk masyarakat luas.