Dalam rangka memeriahkan ulang tahun peraknya, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala (Prodi THP FP USK) bersama dengan HIMATEKH (Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian) dan PATI (Persatuan Alumni THP) FP USK menggelar seminar kewirausahaan bersama alumni dan expert dengan tajuk “Siap Menjadi Wirausaha Pangan di Era Revolusi Industri 4,0”.
Kegiatan ini berlangsung selama 1 hari (full day) pada Rabu 28 September 2022 di Aula Serba Guna (MPR) Fakultas Pertanian USK. Seminar kewirausahaan ini dihadiri oleh 100 orang peserta yang berasal dari mahasiswa MBKM Kewirausahaan sebanyak 26 orang, alumni fresh graduate berjumlah 24 orang, mahasiswa divisi Kewirausahaan dari HIMATEKH, panitia yang tediri dari dosen, mahasiswa dan alumni serta 10 orang dosen pembimbing tim MBKM Kewirausahaan.
Bapak Martunis, S.TP., M.Sc selaku panitia pelaksana menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan rutin dilakukan oleh prodi THP. Tahun ini kesuksesan acara ini juga didukung dengan adanya perolehan hibah PKKM Tahun 2022 oleh prodi THP. Kegiatan ini merupakan bagian kecil dari penguatan jejaring alumni yang sangat dibutuhkan program studi untuk memperkuat kurikulum merdeka belajar. Networking ini diperlukan untuk menjembatani kebutuhan magang, pengenalan dunia kerja bagi mahasiswa THP dan alumni fresh graduate, imbuh beliau dalam kata sambutannya. Sehingga kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dan cikal bakal program kerjasama antara instansi atau lembaga dimana saat ini alumni bekerja dengan program studi THP.
Dekan Fakultas Pertanian USK, Prof. Dr. Ir. Samadi, M.Sc. sangat antusias dan menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini. Menurut beliau kegiatan ini sangat sinergi dengan visi dan misi Fakultas Pertanian USK. Beliau juga mengungkapkan apresiasi dan penghargaan terhadap kinerja prodi THP yang menyumbang pencapaian kinerja atau IKU Fakultas Pertanian secara keseluruhan.
Seminar ini dimulai dengan pemaparan materi mengenai inovasi produk pertanian menggunakan Business Model Canva (BMC) oleh Bapak Ali Mulyagusdin yang saat ini menjabat sebagai Direktur PT. PEMA Aceh. Dalam pemaparannya beliau menekankan bahwa dalam dunia bisnis, kemampuan melihat masalah dan berinovasi dengan menggandeng teknologi untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah salah satu kunci sukses bisnis di era revolusi industri 4.0. Penggunaan BMC platform adalah simple tools yang sangat baik diterapkan oleh business start-up sehingga para pelaku bisnis pemula ini dapat dengan detail mengidentifikasi keunggulan produk, pertnernya untuk mencapai target keuntungannya.
Pada sesi kedua selepas makan siang, para peserta berkesempatan berdiskusi dengan alumni Prodi THP USK. Nurzahidah, owner dan founder Latela memulai sesi kedua dengan kilas balik perjuangan beliau meraih sukses dan lesson learnt yang bisa diambil selama waktu tersebut. Nurzahidah atau yg lebih senang disapa toke donut ini memiliki produk unggulan donat berbahan baku labu kuning dan ketela ungu. Saat ini Latela sudah memiliki 2 buah gerai yang berada di Kp. Keuramat dan Lamnyong dengan omset sekitar 150-200 kotak per harinya. Dalam menjalankan usahanya, Nurzahidah menerapkan prinsip pantang menyerah, selalu peduli dengan tanggapan konsumen, dan mengedepankan kesejahteraan bersama. Sebagai salah satu bentuk kepeduliannya dalam kesejahteraan bersama, Nurzahidah mengajak masyarakat di kampung halamannya untuk menanam labu kuning dan menjadikan mereka supplier tetap bahan baku donutnya.
Selain Nurzahidah dari Latela Donut, sesi alumni juga diisi oleh Bapak Mizar Liyanda yang saat ini merupakan Koordinator Wilayah 1 Aceh pada Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementrian Sosial RI. Menurut Mizar walaupun saat ini aktifitas professionalnya sangat jauh dari industri pangan atau wirausaha pangan, namun ilmu dan ketrampilan yang diperolehnya selama di bangku kuliah sangat membantu dalam pelaksanaan PKH yang diembannya. Pengentasan kemiskinan yang merupakan tujuan utama program ini sangat terkait dengan peningkatan status gizi dan pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kemampuan berwirausaha. Sehingga pengetahuan yg saya peroleh di bangku kuliah ditambah kemampuan berkomunikasi menjadi modal saya dalam menghadapi masyarakat dan membina mereka supaya dapat mandiri secara finansial.