Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala (PSA FP USK) pada hari Jum’at 1 Juli 2022 mengadakan Kuliah Umum dengan tema "Inovasi Kelembagaan dan Teknologi Informasi Dalam Pengembangan Kelapa Sawit Sebagai Komoditi Unggulan Daerah”. kegiatan ini dilaksanakan di gedung Multi Purpose Room (MPR) Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala.
Pemateri yang diundang dalam kuliah umum tersebut adalah Dr. Ir. Anna Fatchiya, M. Si. Sekretaris Pusat Kajian Gender dan Anak (PKGA) IPB University dan Dosen tetap Departemen Sains Komunikasi, dan Pemberdayaan Masyarakat (SKPM) Fakultas Ekologi Manusia IPB . Kuliah umum ini turut dihadiri oleh Ketua Prodi Agribisnis Dr. Ir. Indra, M. P dan Sekretaris Prodi Agribisnis Dr. Ir. Safrida, M.Si serta para dosen Program Studi Agribisnis serta mahasiswa dan peneliti dari Pusat Riset Pengembangan Pedesaan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala.
Dalam sambutannya, Ketua Prodi Agribisnis Dr. Indra menyampaikan, “banyak kegiatan pembelajaran dan praktik lapangan yang selama ini telah dijalankan dan terus dikembangkan, materi ini sangat bermanfaat untuk mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), serta meningkatkan kapasitas keahlian mahasiswa khususnya di bidang pengolahan kelapa sawit”. Lebih lanjut Beliau juga menyampaikan, "Program Studi Agribisnis sudah lama melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) kepada mahasiswa dengan melakukan kerjasama dengan perusahan kelapa sawit yang ada di Aceh. Dalam menunjang program MBKM juga, nanti tanggal 16 Juli 2022 sebagian mahasiswa akan berangkat magang, kemudian pada tanggal 17 Juli 2022 juga sebagian mahasiswa lainnya akan berangkat KKP ke perusahan mitra, dimana nantinya juga dosen akan ikut terlibat sebagai pembimbing mahasiswa di lapangan dengan berpedoman pada kurikulum. "
Ketua Panitia, Dr. Elvira Iskandar , SP, M.Sc menyatakan ide dibentuknya Rumah Sawit oleh IPB ini sangat bermanfaat bagi stakeholder yang terlibat dalam dunia usaha (bisnis) sawit di Indonesia, salah satunya juga dalam upaya mereduksi masalah-masalah yang seputar petani dan buruh sawit. Khususnya untuk Aceh menurut Elvira dapat juga dikembangkan kelembagaan serupa “Rumah Sawit” ini sharing informasi dan solusi dalam usaha perkebunan sawit.
Kegiatan yang dilaksanakan bersama PKGA IPB University itu juga dihadiri oleh Wakil Dekan II Fakultas Pertanian Dr. Ir. Sofyan, M. Agric., Sc. Sekaligus membuka secara resmi kuliah umum tersebut. Dalam pidatonya, Wakil Dekan II juga ikut menyampaikan beberapa hal terkait isu kelapa sawit dan juga keresahannya atas polemik kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng. "Kuliah umum pada hari ini sangat tepat mengangkat tema yang relevan dengan kejadian hari ini terkait carut-marutnya polemik minyak goreng di masyarakat. Semoga nantinya kita semua bisa mendapatkan solusi terkait polemik ini dari pemaparan materi yang akan disampaikan. " ujar Dr. Ir. Sofyan, M. Agric., Sc. dalam pidato sekaligus pembukaan acara.
Pada sesi penyampaian materi kuliah umum, Dr. Ir. Anna Fatchiya, M. Si. memaparkan hasil penelitian lapangan yang dilakukan di tiga provinsi penghasil kelapa sawit dengan jumlah besar di Indonesia yaitu Sumatera Utara, Lampung, dan Kalimantan Tengah. Beberapa hasil kajian yang dilakukan, ditemukan fakta lapangan yang urgen untuk dilakukan perhatian dan dicarikan solusi agar kedepannya bisa lebih baik. Diantaranya adalah terkait pekerja anak di bawah umur yang sebenarnya itu bukanlah anak yang dipekerjakan melainkan keinginan anak untuk membantu orang tua di kebun. Lalu terkait klasifikasi gender dalam pekerjaan yang seharusnya pekerjaan berat tidak harus dilakukan oleh wanita seperti pemupukan. Resikonya adalah pekerja wanita tenaga wanita tidak seharusnya untuk mengangkat pupuk, serta akan berbahaya ketika terkontaminasi bahan kimia. Terakhir, juga ditemukan fakta lapangan bahwa pemenuhan hak pekerja condong lebih bagus pelaksanaannya oleh perusahaan asing dibandingkan perusahaan nasional (domestik). Tentunya hal ini yang mendorong tim peneliti PKGA IPB University untuk membuat website dan aplikasi "Rumah Sawit" untuk sarana konsultasi petani terkait input, perbandingan harga, kemudian juga terutama bisa menjadi sarana pelaporan apabila terjadi pelanggaran HAM oleh perusahaan terhadap pekerja sawit.
Pada akhir sesi, Dr. Anna selaku pemateri sekaligus penggagas aplikasi "Rumah Sawit" juga menyampaikan bahwa aplikasi ini akan terus dikembangkan dan diperluas kerjasama mitra untuk melengkapi fitur-fitur untuk mendukung dan melindungi petani kelapa sawit kedepannya.
"Tentunya program dan aplikasi ini akan terus kita kembangkan dengan terus melakukan kajian dan kerjasama dengan mitra terkait, khususnya juga pada isu gender dan pemenuhan serta perlindungan hak pekerja. Pastinya masukan dari berbagai pihak dan stakeholder sangat diperlukan untuk kemajuan aplikasi ini. " ujar Anna menutup materi kuliah umum.