Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala (FP USK) melaksanakan penanda tanganan kerjasama dan Kuliah Umum bersama PT Perkebunan Nusantara I pada Hari Selasa, 29 Maret 2022 di Multi Purpose Room (Ruang Serbaguna) FP USK dengan tema Peluang dan Tantangan Perkelapa Sawitan Indonesia. Hadir dalam kegiatan ini adalah Direktur PTPN I Ir. H. Ahmad Gusmar Harahap, MM., PIA., QIA. didampingi Ir. H. Almasrul selaku Komisaris, dari Fakultas Pertanian USK dihadiri oleh Dekan Prof. Dr. Ir Samadi, M.Sc, bersama Wakil Dekan, Ketua Senat Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Hasanuddin, MS. dan disaksikan Ketua Program Studi di lingkungan Fakultas Pertanian USK. Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatangan kerjasama antara PTPN I dengan Jurusan Agribisnis USK.
Dekan FP USK dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dengan bertambahnya kerjasama Perguruan Tinggi dan Badan Usaha. Hal tersebut sejalan dengan lingkungan pendidikan yang dinamis, saat ini membutuhkan lulusan yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Salah satu langkah untuk memperolehnya adalah adanya DUDI yang dapat memberikan fasilitas pembelajaran dalam bentuk magang. Mengacu hal tersebut Prof. Samadi menegaskan bahwa kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) saat ini memfasilitasi mahasiswa untuk magang selama 6 bulan atau setara 20 SKS. Pendidikan tinggi juga mengharapkan Praktisi DUDI dapat hadir dalam sesi perkulihan untuk memperkuat pembelajaran di kampus tutup Bapak Dekan Prof. Samadi. Senada dengan kebutuhan Perguruan Tinggi dalam kata sambutannya Direktur PTPN I Ir. H . Ahmad Gusmar Harahap yang juga alumni Fakultas Pertanian USK tahun 1984 menyambut baik dan siap mendukung program MBKM yang dicetuskan Kemendibudristek tersebut. Berbagai fasilitas perusahaan dapat digunakan untuk proses belajar lapangan bagi mahasiswa Fakultas Pertanian khususnya dan mahasiswa USK umumnya. Gusmar yang biasa disapa juga mengajak peneliti Fakultas Pertanian untuk mendukung dalam penerapan penelitian untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah kelapa sawit.
Dalam sesi kuliah umum yang dihadiri oleh lebih dari 140 peserta dari dosen dan mahasiswa FP, Ir. H. Ahmad Gusmar Harahap, MM., PIA., QIA. selaku pembicara utama menyampaikan beberapa hal terkait tantangan dan peluang kelapa sawit Indonesia. Saat ini kinerja ekspor nonmigas dari sektor perkebunan kelapa sawit sangat baik terdapat surplus ekspor non migas pada tahun 2021 lalu yaitu USD 40,08 Milyar dan lemak dan minyak menyumbang sebesar USD 27,31 Milyar. Selanjutnya dari 10 jenis komoditas ekspor unggulan terdapat empat jenis komoditas hasil perkebunan yaitu minyak kelapa sawit, karet dan turunannya, kakao dan turunannya serta kopi. Menyangkut kelapa sawit, data Ditjenbun tahun 2020 dari total luas areal 14.456.611 hektar di Indonesia sebagian besar areal dikelola oleh perkebunan swasta yaitu 54,94%, perkebunan negara 4,27% dan perkebunan rakyat 40,79%. Disisi lain secara nasional pertumbuhan kelapa sawit berkisar 7% pertahun namun produktivitas CPO masih rendah rata-rata 3,7 ton/ha. Provinsi Aceh sendiri saat ini Produktivitas CPO adalah 3,19 ton/hektar dengan pertumbuhan produktivitas sepanjang tahun 2010-2019 sebesar 0,28 %/tahun dan pertumbuhan luas lahan sebesar 5,44 %/tahun.
Gusmar melanjutkan, bahwa PTPN I sendiri yang saat ini memiliki enam kebun, tiga unit PKS, satu KSO dan 2 Anper yang tersebar di Aceh tengah berbenah, dibawah holding Perkebunan Indonesia kita menerapkan Leadership Strategy VUCA yaitu Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity untuk bersaing di pasar global. Sejalan dengan hal tersebut PTPN I terus memperkuat misi nya dengan semboyan AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Layal, Adaftif dan Kolaboratif. Gusmar menambahkan, bahwa peluang kelapa sawit sangat menjanjikan baik di hulu yaitu on-farm juga di hilir terutama produk turunannya hal ini bisa dilihat dari rerata harga CPO mengalami kenaikan sebesar 2,33% tahun 2020 hal ini bisa dilihat dalam 10 tahun terakhir harga CPO Provinsi Aceh tahun 2012 berkisar Rp 7.478/kg saat ini tahun 2021 adalah sebesar Rp 11.293/kg. Lebih lanjut bisnis masa depan kita di kelapa sawit akan meningkatkan tiga hal utama yaitu ketersediaan dan keahlian tenaga kerja, meningkatkan produktivitas tanamana dengan penerapan teknologi budidaya juga perlu dikembangkan, serta penggunaan mekanisasi dan digitalisasi yang lebih efisien. Dengan banyak nya produk industri hilir yang dapat dihasilkan, ini adalah peluang dalam riset perguruan tinggi untuk bersama-sama Perkebunan Nusantara menghasilkan nilai tambah produk. Disisi lain dukungan SDM perguruan tinggi juga tak kalah penting, tentunya hal ini bisa diperoleh dengan tersedianya kompetensi mahasiswa dan lulusan agar memiliki daya saing agar dapat diserap oleh dunia kerja. Pada kesempatan tersebut Gusmar menyampaikan dalam upaya peningkatan kompetensi saat ini kita dari Holding Perkebunan Nusantara juga memiliki kerjasama dengan Kemdikbudristek dalam program magang bersertifikat, harapannya kegiatan ini dapat menjangkau lebih luas bagi mahasiswa FP USK, pungkas Gusmar.
Dalam pandangan penutupnya Komisaris PT Perkebunan Nusantara I Bapak Ir Almasrul juga mengajak keterlibatan perguruan tinggi terutama Fakultas Pertanian dan BUMN Perkebunan ini bersinergi menghasilkan karya cipta dalam membangun perkebunan khususnya di Provinsi Aceh. Kita membuka pintu diskusi terhadap ide-ide hasil riset dan pengembangan dari kampus untuk membangun perkebunan serta memperkuat kompetensi mahasiswa dan lulusan tutup Almasrul.